Adat Istiadat Racana

ADAT ISTIADAT RACANA
LA PATAU MATANNATIKKA GUGUS DEPAN  1485 DAN BATARITOJA GUGUS DEPAN 1486
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) WATAMPONE
TAHUN 2012

A.    Pendahuluan
1.      Umum
Gerakan pramuka sebagai lembaga pendidikan non formal merupakan bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional untuk mendidik kaum muda menjadi kader bangsa yang berkualitas baik pada aspek emosional, intelekual, spiritual, keterampilan dan  fisik.
 Aspek emosional menentukan kepribadian kaum muda dalam bertindak. Oleh karena itu, aspek ini memerlukan perhatian khusus dalam proses pendidikan kepramukaan. Pada aspek intelekual, kaum muda dituntut untuk memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas untuk menjadi seorang pemimpin. Pada aspek spiritual, kaum muda dalam menjalankan tugas dan kewajibannya berdasarkan pada kode kehormatan gerakan pramuka, norma-norma yang berlaku di lingkungan dan agama yang dianutnya.  Pada aspek keterampilan, kaum muda selayaknya memiliki keterampilan hidup mandiri.   Sedangkan pada aspek fisik, kaum muda harus memiliki kekuatan dan ketahanan fisik dalam menjalankan tugas dan kewajibannya.
  Racana merupakan wadah pembinaan pramuka golongan pandega yang dalam pelaksanaanya sesuai dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan, yang disesuaikan dengan perkembangan bangsa dan negara serta kebutuhan masyarakat setempat. Oleh karena itu, dipandang perlu untuk merumuskan adat istiadat racana yang tidak menyimpang dari undang-undang gerakan pramuka dan ketetapan kwartir nasional gerakan pramuka.
.
2.      Dasar
a.       Undang-undang No. 12 Tahun 2010 tentang  Gerakan Pramuka.
b.      Anggaran  Dasar dan  Anggaran  Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
c.       Surat Keputusan Kwartir Nasional No. 231 Tahun 2007 tentang Petunjuk Penyelengaraan Gugus Depan.
d.      Surat Keputusan Kwartir Nasional No. 086 Tahun 1987 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan dan Pengembangan Gugus Depan yang Berpangkalan di Perguruan Tinggi.
e.       Surat Keputusan Kwartir Nasional No. 080 Tahun 1988 tentang Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega.
f.       Keputusan Musyawarah Racana La Patau Matannatikka Gugus Depan 1485 dan  Bataritoja Gugus Depan 1486 STAIN Watampone kepengurusan 2011.
3.      Pengertian
Adat istiadat racana adalah ketentuan yang bersifat khusus dan mencerminkan budaya bugis Bone dalam setiap pelaksanaan kegiatannya.

B.     Maksud dan Tujuan
1.      Maksud
Adat istiadat racana ditetapkan dan dilaksanakan oleh anggota racana untuk mencapai tujuan pendidikan dan pembinaan pramuka pandega dalam kerangka motto racana.
2.   Tujuan
Adat istiadat racana bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai luhur budaya bugis Bone sebagai salah satu media pendidikan yang tidak bertentangan dengan kode kehormatan gerakan pramuka, Prinsip Dasar  Kepramukaan dan Metode Kepramukaan.



C.    Nama
a.       Gugus Depan 1485 yang berpangkalan di STAIN Watampone bernama Racana La Patau Matannatikka, yang merupakan nama raja Bone  XVI.
b.      Gugus depan 1486 yang berpangkalan di STAIN Watampone bernama Racana Bataritoja, yang merupakan nama raja Bone XVII dan XXI.
c.       Gabungan Kedua Racana tersebut dinamakan Racana Al-Balad.
d.      Racana Al-Balad didirikan pada tanggal 17 Juli 1993.

D.    Sandi Racana
1.      Sandi Racana adalah kode etik racana yang merupakan perwujudan dari kode kehormatan gerakan pramuka yang isinya mengkiaskan semangat dan perilaku anggota racana Al-Balad.
2.      Sandi Racana berbunyi sebagai berikut:
.
ARUNGNA RACANA AL-BALAD

 Arengkalinga  manekki,  Sinilolo siniluttu
 Sinimmakkaja ri tana, Sinimmakkaja ri tasi
 Sinimakkaja ri langi, Siniluttu ri anging
 Nasapu rata sulapa eppae
Arengkalinga manekki
Kupasawe manettokki
Iyami nariaseng tau, naisseppi mappakatau
Tennaissengngi mappakatau, Riasengngi rapang –rapang tau
Arengkalinga manekki, Kupasawe manettokki
Engka Eppa Kuala Sappo
      Winru Adanna Bicarakku, Alusu’na Ampe Kedoku
      Cenninna Ininnawaku, Pammasena Dewata Sewae
Kupasawe manettokki, Arengkalinga manekki
Iya teppaja kusappa
Paccolli’ loloengngi  aju marakkoe
Arengkalinga manekki, Kupasawe manettokki
    

Pemimpin Racana Al-Balad

Hai Sekalian Dengarkan saya, Baik yang berjalan maupun yang terbang
Baik yang hidup di darat, maupun yang hidup di laut
Baik yang hidup di langit, maupun yang diterbangkan angin
Dan segala empat penjuru
       Dengarkan saya
Saya sampaikan kepada layak semua
Yang dikatakan manusia adalah yang mampu memanusiakan manusia
Jika tidak menghargai orang lain maka dikatakan Bukan Manusia
Dengarkan saya, Saya sampaikan kepada layak semua
Ada empat yang kujadikan falsafah hidup
Bagaimana saya bertutur, tata kelakuan saya
Bagaimana hati/niat saya dan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
Saya sampaikan kepada layak semua, Dengarkan saya
Hal yang tak pernah berhenti kami cari adalah
Yang Menghijaukan kayu yang telah kering
Dengarkan saya, Saya sampaikan kepada layak semua

3.      Sikap anggota Racana Al-Balad  pada saat sandi racana dibacakan:
a.       Sikap sempurna, kepala ditundukkan.
b.      Bagi anggota Racana La Patau Matannatikka memegang Ujung setangan leher dengan tangan kanan dan diletakkan pada dada sebelah kiri dekat jantung, pertanda selama jantung masih berdenyut ia akan selalu mengingat dan mengamalkan sandi racana.
c.       Bagi anggota Racana Bataritoja dengan tangan kanan dikepal dan diletakkan pada dada sebelah kiri dekat jantung, pertanda selama jantung masih berdenyut ia akan selalu mengingat dan mengamalkan sandi racana.
4.      Pembacaan sandi racana
a.       Sandi racana dibacakan pada :
1)      Upacara perpindahan golongan penegak ke calon pandega.
2)      Upacara Pelantikan adat.
3)      Hari lahir (Harlah) Racana
4)      Upacara pelantikan pandega
b.      Sandi Racana dibacakan oleh pemangku adat, jika pemangku adat berhalangan hadir dapat  digantikan oleh anggota racana lain yang disepakati.

E.     Motto Racana
1.      Motto racana adalah semboyan yang menunjukkan kebulatan tekad dan  pembangkit semangat anggota racana.
2.      Motto racana berbunyi Ikhlas Bakti, Bina Diri, Abdi Islami”.
3.      Makna motto racana yaitu:
a.       Ikhlas bakti bermakna suka dan rela berpartisipasi dalam kegiatan yang dilaksanakannya.
b.      Bina diri bermakna adanya kesadaran individu untuk senantiasa mengembangkan pengetahuan dan wawasan yang dimilikinya.
c.       Abdi Islami bermakna pengabdian yang didasari oleh nilai-nilai keislaman.
4.      Motto Racana digunakan dalam :
a.       Persuratan.
b.      Sanggar Bakti Racana.
c.       Kegiatan lain sebagai pembangkit semangat dan atau dalam bentuk lain yang dianggap perlu.
F.       Songko’ Recca dan Saloko
1.      Songko’ Recca adalah songkok yang terbuat dari serat pelepah lontar dan yang pada sisi bawahnya terbuat dari benang berwarna keemasan yang dikenakan berpasangan dengan pakaian adat dan digunakan pada saat upacara adat.
a. Songko Recca yang dimaksud adalah yang berwarna hitam berpinggiran keemasan.
b. adapaun bentuk songko’ Recca adalah:



c. adapun makna bentuk songko’ recca adalah:






2.      Saloko adalah hiasan kepala khusus untuk perempuan yang terbuat dari kuningan dan memiliki ciri khas kembang goyang dikenakan berpasangan dengan pakaian adat dan digunakan pada saat upacara adat.
a.    Adapun bentuk saloko adalah:




b.    Adapun makna bentuk saloko adalah:


G.    Renungan
Renungan yang dimaksud dibacakan pada saat upacara penutupan latihan dan atau kegiatan lain yang dianggap perlu.

H.    Mars Racana
1.      Mars racana berjudul Pangadereng
2.      Mars racana dinyanyikan pada kegiatan kepramukaan yang dilaksanakan oleh racana La Patau Matannatikka gugus depan 1485 dan atau Bataritoja gugus depan 1486 STAIN Watampone
3.      Teks Mars racana sebagai berikut

 
                                                Pangadereng                     
                                                                                                 
Tana ugi tana bone
Ripatokkong pangadereng
Ripatettong nasaba siri
Siwolong polong riwanuwae
                              Wanuanna tana bone  
Appatirowanna warie     
                              Makkatenni ribicarae
                        Natangngai rapangnge
            Napannessai ade’e
            Tau madeceng’pa mapparenta
      Namasseppa syara’na
            Sama turu pabbanuwae


“Adat istiadat “
Artinya:

Bugis itu merupakan bone
Ditegakkan atas dasar norma dan adat bugis dalam bernegara
Didirikan atas dasar malu
Berkumpul/ bersama untuk satu tujuan
Negeri bone
Petunjuk dalam system keprotokoleran
Berpegang teguh pada kata-kata
Melihat putusan-putusan yang lalu (Qiyas)
Memperjelas adat istiadat yang berlaku
Yang memimpin adalah yang baik unsur pangaderengnya..
erat agamanya
Dan dipilih secara demokrasi

I.       Lambang Racana
  1. Lambang racana Al-balad  berbentuk :
a.         Bunga mekar menandakan kedewasaan berfikir dan bertindak
b.         Bintang lima menandakan falsafah pancasila
c.         payung kerajaan menandakan pengayoman dan perlindungan
d.        sulapa eppa menandakan empat falsafah bugis yaitu Syara, Rappang, Ade’, dan Siri’.
e.         Dua tunas kelapa menandakan satuan terpisah antara Racana  La Patau Matannatikka dan Bataritoja.
f.          Sepuluh garis emas pada payung menandakan Dasa Darma dan tiga garis pada ujung payung menandakan Tri Satya
2.      Lambang Racana dikenakan pada:
a.       Seragam pramuka
b.      Topi
c.       Bendera
d.      Baju Kegiatan
e.       Stempel
f.       Persuratan
g.      Jaket Racana dan atau jas racana (khusus untuk pengurus)
h.      Sanggar bakti atau hal lain yang dianggap perlu atas persetujuan pemangku adat.
3.      Lambang racana adalah:


RACANA










J.      Bendera Racana
1.    Pengertian
Bendera racana adalah panji kebesaran Racana.
2.     Bentuk dan makna yaitu:
a.       Bendera racana berbentuk persegi panjang dengan ukuran:
a. untuk yang tidak dikibarkan : 75 cm X 100 cm
b. untuk yang dikibarkan : 100 cm X 125 cm
yang di dalamnya terdapat 2 tunas kelapa, payung kerajaan dan sulapa eppa, terdapat tulisan Racana Al-Balad STAIN Watampone dan sekelilingnya terdapat jumbai-jumbai
b.      Warna dasar coklat tua bermakna kedewasaan berpikir, 2 tunas kelapa berwarna coklat muda bermakna kesuburan, sulapa eppa berwarna hijau bermakna keislaman, jumbai–jumbai berwarna kuning emas bermakna keteguhan dan kejayaan, tulisan Racana Al-Balad STAIN Watampone menegaskan bahwa bendera tersebut merupakan identitas Racana Al-Balad STAIN Watampone.
c.       Bendera racana yang dimaksud adalah



BENDERA RACANA





                                                                         100cm/75 cm


Racana Al-Balad
STAIN Watampone






                               125cm/100 cm




3.    Penggunaan Bendera racana.
Bendera racana digunakan pada:
a.       Pelantikan adat
b.      Pertemuan pramuka pandega yang bersifat Regional dan Nasional yang dilaksanakan atau diikuti oleh Racana La Patau Matannatikka dan atau Bataritoja
c.       Hari lahir Racana
d.      Kegiatan-kegiatan lainnya atas persetujuan pemangku adat.

K.    Pemangku Adat
Pemangku adat  adalah satu orang atau lebih yang memiliki kewenangan untuk mengawasi pelaksanaan adat istiadat racana
L.     Upacara Adat
Upacara adat  adalah upacara yang dilaksanakan sebagai media pendidikan nilai-nilai budaya bugis Bone kepada anggota racana yang tidak bertentangan dengan kode kehormatan gerakan pramuka, prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan. Upacara adat yang dimaksud meliputi:
1)   Upacara Perpindahan Golongan Penegak Ke calon Pandega. Dalam upacara ini dilaksanakan prosesi Pemasangan badge racana dan tali komando calon pandega, dengan cara:
a. Calon pandega yang akan dikukuhkan terlebih dahulu berwudhu yang diantar oleh pengapit sebelum upacara dimulai.
b.    Penyerahan badge racana dan tali komando dari perwakilan pengurus kepada Pembina untuk dipasangkan kepada calon pandega. Sebelum prosesi pemasangan dilaksanakan terlebih dahulu calon pandega menundukkan kepala sebagai penghargaan kepada Pembina
c.       Pembacaan sandi racana
d.   bagi peserta upacara lainnya memberikan ucapan selamat kepada calon pandega yang telah dipindahgolongkan sebelum barisan dibubarkan.
2)      Upacara Pelantikan adat dilaksanakan untuk melantik pengurus yang baru terbentuk. Dalam upacara ini dilaksanakan prosesi sebagai berikut:
a.       Pengurus yang akan  dilantik mengenakan pakaian adat bugis bone. Pakaian adat yang dikenakan oleh pengurus putra adalah jas tutup yang berwarna hitam dan sarung yang berwarna kuning hijau dan pengurus putri adalah baju bodo yang berwarna kuning dan sarung yang berwarna kuning hijau.
b.      Menampilkan tari padduppa racana diiringi dengan mars racana
c.     Pembacaan sandi racana ketika pengurus memasuki tempat pelantikan yang diapit oleh pembawa bendera merah putih yang berada disebelah kanan dan bendera racana disebelah kiri.
d.      Pembina melantik para pengurus dan dilanjutkan dengan ucapan selamat.
e.       Menabuh gendang bajo untuk mengiringi pengurus kembali ketempat.
3)  Peringatan Hari Lahir (Harlah) Racana. Dalam peringatan ini dilaksanakan prosesi pemasangan songko’ recca dan saloko dengan cara:
a.    Ketua dewan mengenakan pakaian adat bugis bone. Pakaian adat yang dikenakan oleh ketua dewan putra adalah jas tutup yang berwarna hitam dan sarung yang berwarna kuning hijau dan ketua dewan putri adalah baju bodo yang berwarna kuning dan sarung yang berwarna kuning hijau.
b.      Bendera racana memasuki tempat acara
c.       Pembacaan sandi racana
d.  Menabuh gendang bajo ketika pengurus memasuki tempat pemasangan songko’ recca dan saloko
e.  Penyerahan songko’ recca dan saloko dari perwakilan pemangku adat kepada Pembina kemudian diserahkan kepada Ka. Mabigus dan atau mabihari kemudian dipasangkan kepada Ketua Dewan.
f.     Pendamping Menjemput dan mengantar setiap pelaksana dalam manual acara.

4.  Upacara Pelantikan Pandega dilaksanakan proses pemasangan Tanda Kecakapan Umum tingkat pandega dengan prosesi sebagai berikut:
a.       Pembacaan sandi racana
b.      Pemberian tanda penghargaan berupa medali racana kepada pandega yang dilantik.
c.       Medali racana berupa:
1)   Berbentuk pita yang berwarna coklat tua berpinggiran kuning yang terbuat dari kain dengan ukuran 2 cm.
2)   Dilengkapi medali pada ujung pita yang serupa dengan lambang racana dan terbuat dari katalik dan resimblum.      
3)   Adapun medali yang maksud adalah :











5.      Upacara penonaktifan keanggotaan dilakukan melalui prosesi sebagai berikut:
a.       Pembacaan surat ketetapan dewan kehormatan
b.      Pencabutan badge racana dan tali komando
c.       pencabutan tanda penghargaan yang telah diterima
M.   Penghargaan
1.      Penghargaan diberikan kepada anggota racana yang aktif dan atau berprestasi dan kriterianya ditentukan oleh  Sidang Dewan Kehormatan.
2.      Bentuk penghargaan ditentukan oleh Dewan kehormatan.
3.      Penghargaan diberikan pada saat hari lahir racana.
N.    Sanksi
Bagi anggota racana yang melanggar adat istiadat racana dikenakan sanksi melalui ketetapan Sidang Dewan  Kehormatan yang meliputi :
1.      Sanksi ringan berupa Peringatan lisan.
2.      Sanksi sedang berupa peringatan tertulis dan penonaktifan sementara.
3.     Sanksi berat berupa pencabutan keanggotaan yang dilaksanakan melalui prosesi adat isitiadat racana.
O.    Penutup
Demikian adat istiadat racana ini dibuat untuk dilaksanakan dengan ketentuan bahwa akan dilakukan perbaikan  bilamana terdapat kekeliruan didalamnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar